Saat mulai menulis ini artikel ini, perasaan saya benar-benar bercampur aduk.
Ada perasaan senang, bahagia, enjoy.
Juga perasaan sedih, dan takut banget.
Teknologi AI (kecerdasan buatan) baru saya kenal sejak boomingnya “kasus” Tay AI.
Sebuah bot chat dari Microsoft yang bisa belajar sendiri, dan mengambil resource dari internet.
Sekitar awal 2022, sebagai seorang blogger, meskipun terlambat, saya baru kenalan dengan teknologi AI yang bisa dipakai langsung. Seperti Rytr. Masih GPT-3 waktu itu.
Akhir 2022, GPTChat dirilis ke publik, dan begitu booming di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Awal 2023, saya terus mengikuti update seputar GPTChat, ternyata sudah banyak sekali website – aplikasi yang pakai AI…. (termasuk pakai API nya OpenAi ini)
Jika kamu sehari-harinya bermain dengan dunia txt…. tentu ini KEJUTAN yang luar biasa seru.
Sekaligus menakutkan. Teknologi ini pasti banyak mematikan profesi-profesi lama.
Gambar, audio, teks, bahkan video…
Dan ini barulah permulaan….
Tentu pertanyaan nomor 1 adalah…
1. Apakah GOOGLE Bakal Dihabisi Teknologi AI?
Seperti Nokia yang habis ditangan Android dan iOS mungkin?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya berkaca dari aktifitas saya sehari-hari.
Saya selalu pakai Google Search (googling) untuk mencari jawaban, referensi yang saya kurang tahu dan butuh pencerahan lebih dalam.
Sejak GPTChat rilis, jumlah penggunaan saya ke google semakin berkurang.
Karena? Ya tentu saja GPTChat bisa memberi jawaban langsung. Cepat + to the point.
Tentu GPTChat ini belum sempurna. Tinggal menunggu waktu hingga GPT-4 rilis ke publik.
Saya pribadi sangat terbantu di bidang coding. Tidak perlu baca stackoverflow lagi toh?
Di bidang lain, masih hybrid : Google + GPTChat + Aplikasi Lain.
GPTChat ini sangat membantu. Seperti punya JARVIS sendiri. Menolong hampir banyak sektor kehidupan.
Menurut saya pribadi, Google tidak akan mati begitu saja. Pasti perusahaan sebesar ini tidak akan diam saja bisnisnya terancam.
Dan sebagai blogger + user, Google masih tidak tergantikan di beberapa sektor.
Tulisan-tulisan yang sangat berkaitan dengan sisi manusia kita, tidak akan pernah akan bisa digantikan oleh robot.
Sebagai creator, teknologi ini banyak dipakai creator-creator content lain dan di post di blog/webnya.
Seperti pisau bermata 2. Kebenaran isi konten hasil GPTChat/AI lainnya terkadang missleading. Bayangkan Anda sebagai konsumen mencari informasi, terus buka halaman blog, yang menulis kontennya itu AI tanpa di moderasi manusia….
Ini PRnya GOOGLE banget, menyeleksi konten buatan tangan manusia untuk muncul di hasil pencarian teratas.
Ini masih dibidang tulisan. Kita lanjut ke bidang lain ya…
2. Apakah Voiceover Bakal Tergantikan?
Sering banget saya lihat video yang pengisi suaranya itu yang ala-ala “Google voice”.
Jujur saya benci banget konten dengan suara robot begitu.
Disisi lain banyak juga video yang pengisi suaranya sudah pakai AI.
Text to voice juga, tapi semakin mirip manusia.
Kalau saat ini verso yang “mirip banget manusia” itu yang pakai bahasa Inggris. Ya ti tinggal menunggu waktu yang versi bahasa Indonesia menjadi lebih natural toh?
Ingat perkembangan teknologi itu eksponensial.
Apakah voice over bakal tergantikan? Saya rasa tidak semua.
Kalau bayar bot AI lebih bagus outputnya, kenapa harus bayar manusia yang lebih mahal?
Ada banyak sisi-sisi lain yang kita tidak akan ingin itu diisi bot. Kita ingin mendengar suara sesama manusia sendiri.
Misalnya hal-hal spritual.
Mau bagaiamanapun, suara robot tidak ada “roh” nya.
Tapi yang pasti, manusia yang bertahan ya manusia yang mampu melakukan “voice over” jauh diatas bot.
Disini jadi berlaku hukum alam. Yang bertahan hanya yang unggul.
AI hanya Tools – Tapi Manusia Wajib Beradaptasi
Suatu hari kamu harus menghitung gaji dengan total pengeluaran bulanan.
Pertanyaan nya disini : kamu ambil pensil + kertas kosong, lalu menghitung ala-ala kita saat SMP dulu?
Tentu tidak toh? Pakai tools bernama kalkulator. Atau lebih expert lagi pakai Excel.
Kenapa?
- Hitungannya lebih cepat
- Persentase human error atau salah hitungnya kecil
Kita tinggal tekan-tekan tombol saja.
AI ini juga tools. Sama seperti kalkulator yang juga tool.
Kalkulator membantu kita menghitung. AI ini membantu di hampir banyak sektor.
Pilihannya cuma 2 :
- Menolak memakai “kalkulator” dan tetap kukuh menghitung itu harus pakai kertas dan pensil
- Memanfaatkan “kalkulator” untuk upgrade kehidupan kita