Ini adalah kekhawatiran saya sejak memulai lagi petualangan sebagai blogger.
Apakah ngeblog punya masa depan?
Tidak mati di tangan youtube?
Jika melihat 3 distrupsi yang sedang melanda saat ini ; distrupsi millenial, distrupsi c*vid, dan distrupsi digital, ditambah lagi jika menarget audience lokal (Indonesia), maka ada kesimpulan yang dapat dipetik.
Demi memudahkan “transfer pemahaman” ini, kita bahas per poin saja ya. Setuju?
#1 Tulisan Tidak akan Hilang
Sudah ribuan tahun sejak manusia mengenal tulisan. Zaman berganti zaman, tapi tulisan selalu eksis bertahan.
Hari ini kita memasuki masa boomingnya video dan audio.
Punahkah media tulisan?
Rasanya tidak….
Mengapa?
Alasan….
Manusia suka scanning, video dan audio tidak bisa melakukannya
Ketika kita membutuhkan suatu informasi di media tulisan, kita bisa langsung scanning menuju informasi tersebut.
Video? Kita tidak tahu letaknya di menit dan detik berapa. Harus menontonnya dulu.
Audio? Mirip dengan video.
Contohnya :
Ada pembagian level suatu produk. Paling tinggi pengalaman, dibawahnya ada service (layanan), dibawahnya lagi ada goods (barang).
Istilah untuk yang paling rendah itu, saya sering lupa.
Karena saya mendapat informasinya via video, saya harus putar ulang dari awal demi mendapatkan satu istilah kata yang lupa itu, yakni comodity (Komoditas)….
Repot banget kan?
Kalau tulisan, bisa cepat scanningnya.
Tidak Semua Hal bisa dijelaskan dalam format video
Contohnya adalah penjelasan di niche : Saham, Asuransi, Cryptocurrency, Forex…
Kenapa?
Karena niche jenis seperti ini butuh pendalaman, dan di tempat aslinya justru disuguhkan dalam bentuk spreadsheet dan checklist.
Misalnya: Saham.
Mempelajari Laporan Keuangan sebuah perusahaan Go Publik tidak akan cukup jika disuguhkan lewat video, bukan?
Nah, meskipun media teks tidak akan musnah, tetap ada tantangan yang datang.
Tantangannya berupa….
1. Penggunaannya Berkurang
Misalkan Anda membaca artikel tentang lucunya tingkah kucing peliharaan.
Rasanya tidak akan cukup hanya dengan membaca deskripsi kelucuan kucing meskipun ditambah gambar.
Jauh lebih enak ketika menonton video tingkah lucu kucing kan?
Contoh lain, Anda mencari tutorial mengikat tali sepatu.
Jauh lebih mudah mengikuti panduan berbentuk video ketimbang tulisan + gambar bukan?
2. Budaya Baca Indonesia Rendah, hanya 1 dari 1000 orang suka baca
Ini data menarik dari Unesco. Hanya 0,001 % penduduk Indonesia yang suka membaca. Ini berarti dari tiap 1000 orang, hanya 1 saja yang suka baca.
Solusi Cerdasnya?
- Riset niche atau pembahasan yang tidak/sulit digantikan media video.
- Kombinasikan teks dan gambar (seperti infografis), buat tabel, link download, embed video & Audio ke halaman postingan untuk memperkaya isinya.
#2 Authority Jadi Harga Mati
Google lebih menghargai situs website yang authoritynya tinggi.
Solusi?
- Fokus suatu niche,
- niche tersebut kecil kemungkinan dimasuki corporate dan media
- Tidak main di kategori YMYL (your money your life) seperti kesehatan, keuangan, dan sejenisnya
Tantangan membangun web/blog authority adalah modal dan kejelian memilih niche.
Kalau tiba-tiba media besar seperti trib*n dan group nya masuk ke niche itu, ya kita yang individual pasti kalah modal.
#3 Tulisan Persuasif Copywriting untuk Survive
Zaman sekarang robot itu bisa nulis.
Apalagi perkembangan AI semakin masif dengan datangnya GPT-3 buatan OpenAI yang salah satu pendirinya Elon Musk.
Hasil tulisannya?
Bagus dong, makanya punya nilai komersial.
Tapi kelemahan bot AI, dan sulit tergantikan adalah RASA.
Karena itulah, tulisan yang memiliki ciri khas, yang persuasif, mengadung copywriting, lebih baik dilakukan oleh manusia asli.
Salah satu contoh AI Writer adalah Rytr. Daripada bersaing dengan tools yang memang diciptakan untuk menggantikan manusia dalam hal-hal tertentu, jauh lebih baik kita memanfaatkan tools canggih tersebut,
#4 Selalu Lahir yang Baru
Setiap hari, manusia ada yang lahir dan meninggal. Begitu juga siklus topik di dunia ini.
Ada yang mati, sudah sunset. Ada juga yang baru lahir, sunrise.
Jadi menemukan yang baru dan mendalaminya selalu menjadi peluang yang selalu ada.
Mungkin tidak lama lagi niche VR AR akan berkembang seiring meningkatnya kebutuhan kita pada metaverse….
Baca juga :
- Butuh Akun Ahrefs? Disini Tempat Jual Ahrefs Murah!
- Rankercloud tempat menyewa tools SEO murah
- Pengalaman Pribadi Menggunakan Thema Superfast (seperti di blog ini pakai)
- List Lengkap Grup Facebook Belajar Ngeblog
- Review SERPMojo tools TrackingKeywords
Kesimpulan
Dunia web blogging yang mengandalkan tulisan tidak akan punah. Tetap bertahan, tapi harus pandai memilih wilayah yang sulit digantikan media video ataupun audio.
Semoga tulisan ini mencerahkan. Kamu punya opini lainnya? Share di kolom komentar dibawah ya. Terimakasih.
Akhir kata, Salam Pubiway 🙂
[Referensi]
Selama mesin pencari google masih bertahan, blogging akan tetap ada 🙂