Sore itu saya bertemu dengan teman lama yang berjualan (seller) di flatform e-commerce asal Singapura, yakni Shopee.
Tokonya sudah mendapat lebih dari 3000 penilaian. Statusnya sudah “star”.
Kita sudah sering saling tukar pikiran. Terakhir saya menyarankannya dalam membuat deskripsi produk mengigit dengan mengadopsi benbi.
- Karena produknya ada 1000+, jadi dia pilih deretan yang paling laris pembeli dulu
- Dia ubah kata-kata di deskripsi produknya. Jelas, lengkap, dan menarik minat.
Kemudian kita bertemu, dan dia curhat lagi…
tetap saja calon pembeli bertanya, padahal jawabannya sudah sangat jelas tertera di deskipsi
Dia pun menjelaskan lagi pengalaman nya dan teman-teman seller lainnya.
Mayoritas orang tidak membaca deskripsi. Mereka lihat gambar, lalu ngechat penjual untuk bertanya.
Dia juga menambahkan :
- pembeli itu ketika memilih, mereka melihat gambar produk yang menarik
- Lalu chat penjual.
- Dan poin penentunya disini. FAST RESPON dan RAMAH.
- Orang tidak terlalu mempermasalahkan beda harga 5-10 ribu, yang penting dia cepat direspon oleh orang, bukan chat otomatis.
…
Ada pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman real lapangan diatas?
Tentunya beda target market, beda juga situasi yang dihadapi.
Barang-barang yang harganya masih kategori murah (sekitar 100 ribuan), calon pembelinya cenderung tidak membaca detail deskripsi.
Ketika barangnya mahal diatas 1 jutaan, cenderung pembeli banyak mencari informasi dulu.
Bisa dengan googling dulu mengumpulkan informasi. Memperhatikan deskripsi produk dengan lebih teliti.
Lalu bertanya untuk sekedar memastikan ulang kepada seller.
Seperti pelajaran dari copywriting. Cenderung produk yang harganya mahal, isi landingpagenya lebih panjang.
Misalnya Macbook, iPhone…
harganya yang belasan juta, membutuhkan lebih banyak deskripsi dan penjelasan.