Doomscrolling : Pengertian, Bahaya, Cara Lepas

Pernah kah kamu keasyikan scroll feeds Instagram atau TikTok sampai dua jam berlalu begitu aja, dan tiba-tiba mood jadi down karena kebanyakan baca berita sedih? Yup, kamu baru aja terjebak dalam fenomena doomscrolling!

Apa itu Doomscrolling?

Doomscrolling adalah kebiasaan menghabiskan waktu berlebihan untuk membaca berita negatif atau konten menyebalkan di internet, terutama di media sosial. Istilah ini mulai booming pada tahun 2020 saat p*ndemi C*VID-19 dan bahkan diangkat jadi “Words of the Year” oleh Oxford English Dictionary!

Dan ternyata, kamu nggak sendirian. Berdasarkan survei Morning Consult (2024), 31% orang dewasa Amerika melakukan doomscrolling secara rutin. Yang lebih mencengangkan? 51% Gen Z dan 46% Milenial mengaku sering terjebak dalam aktivitas ini!

 

Kenapa Sih Kita Suka Banget Doomscrolling?

Setidaknya terdapat 3 alasan kenapa kita seperti “connect” banget dengan doomscrolling:

1. Otak Kita Emang Gitu!

Turns out, manusia punya “bias negativitas” alias kecenderungan alami untuk lebih memperhatikan berita buruk.

Ini warisan evolusi—nenek moyang kita harus selalu waspada terhadap bahaya untuk bertahan hidup. Dan algoritma media sosial? Mereka tau banget kelemahanmu ini!

2. Anxiety dan Trust Issues

Saat dunia terasa nggak pasti (bahkan masuk kondisi VUCAVolatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), kita mencari rasa kontrol dengan terus update informasi.

It’s like, “Kalo aku tau semua berita buruk, aku akan lebih siap menghadapinya.”

Spoiler: this doesn’t work.

3. FOMO is Real!

Lebih dari 50% pengguna media sosial mengalami Fear of Missing Out. Takut ketinggalan info terbaru bikin kita terus scroll meski kontennya bikin mood drop.

…dan jangan salah, FOMO sering disalahgunakan dengan sengaja untuk kepentingan suatu pihak.

 

Apa Dampak Doomscrolling?

Setidak-tidaknya dampak doomscroling adalah :

⚠️ Mental Health? Affected ✓

Riset menunjukkan doomscrolling bikin level kecemasan, depresi, dan stres naik drastis. Seperti studi dari Applied Research in Quality of Life (April 2023) yang melibatkan 1.200 orang dewasa, hasilnya jelas: doomscrolling menurunkan kesejahteraan mental dan kepuasan hidup.

⚠️ Fisik Juga Kena!

Kebiasaan scrolling berita negatif sebelum tidur memicu respons “fight-or-flight” di tubuh, membuat kualitas tidur menurun.

And guess what? Kurang tidur bisa tingkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan bikin berat badan naik. Double yikes!

 

Siapa Aja Sih Yang Rentan?

Doomscrolling ini rentang mengenai orang :

1. Cewek Lebih Berisiko

Wanita lebih rentan terpengaruh doomscrolling, terutama karena banyak berita kekerasan melibatkan perempuan dan anak-anak.

2. Trauma Survivors

Orang dengan riwayat trauma sering menggunakan doomscrolling sebagai mekanisme coping, tapi ironisnya justru bisa memicu trauma lebih lanjut.

3. Personality Check!

Kamu tipe orang yang suka overthinking dan gampang cemas (high neuroticism)?

Waspada, kamu target empuk buat doomscrolling! Sebaliknya, orang dengan conscientiousness tinggi biasanya lebih bisa kontrol kebiasaan scrolling mereka.

Bagaimana Media Sosial Bikin Kita Ketagihan?

Harus diakui, media sosial memang didesain untuk membuat “penggunanya” ketagihan dan beralama-lama menggunakan sosial media.

Lebih jelaskannya, ini 2 poin utama yang bikin sosmed begitu ketagihan:

⭕ Algoritma: The Silent Villain

Platform seperti Instagram, Twitter (sekarang “X”), dan YouTube punya algoritma yang sengaja menampilkan konten emosional—often negative—untuk memaksimalkan engagement.

Semakin kamu bereaksi (like, comment, share), makin banyak konten sejenis yang akan muncul. Vicious cycle!

⭕ Infinite Scroll: Designed to Trap You

Tau nggak? Fitur infinite scroll yang bikin kamu bisa terus scrolling tanpa batas itu sebenarnya bikin penciptanya sendiri menyesal!

Aza Raskin, sang kreator konsep ini, mengaku kecewa dengan dampaknya pada perilaku adiktif pengguna internet.

 

 

Tips Anti-Doomscrolling yang Layak Dicoba!

5 Tips ini bisa langsung kamu coba dan praktekkan :

1. Set Timer, Break the Cycle

Gunakan fitur screen time di HP untuk batasi penggunaan media sosial. Mulai dari 30 menit sehari, lalu turun ke 20 menit. Baby steps!

2. Notif? Off Aja!

Nonaktifkan notifikasi berita dan media sosial yang bisa trigger kamu untuk scroll lagi. Breaking news bisa tunggu—mental health-mu lebih penting!

Cara Nonaktifkan Notifikasi TikTok

Kalimat Notifikasi Tiktok yang Menghipnotis

 

3. Mindful Scrolling is a Thing

Sebelum mulai scroll, tanya ke diri sendiri: “Apakah ini akan membuat mood-ku lebih baik atau malah worse?” Be honest with yourself!

4. Cari Good News, Skip the Bad Ones

Penelitian Huffington Post menemukan bahwa konsumsi berita positif meningkatkan mood hingga 88% dibandingkan berita negatif. Follow akun-akun yang share good news dan inspirasi!

5. Touch Some Grass!

Literally. Lakukan aktivitas offline seperti jalan-jalan di taman, ikut kelas seni, atau hangout sama teman tanpa HP. Dunia nyata masih jauh lebih seru dari layar 6 inch!

 

The Bottom Line

Doomscrolling mungkin terasa seperti cara kita stay informed, tapi sebenarnya ini lebih tentang algoritma yang memanfaatkan bias psikologis kita. Kamu punya kendali penuh untuk break the cycle!

Remember: Dunia mungkin kadang chaos, tapi tidak semua berita perlu kamu konsumsi. Choose your mental peace first, always!

Baca juga :

Tips Agar tidak Lupa Waktu di Sosmed

Tips Tidak Kecanduan main Instagram

pubiway.com

Penulis merupakan pengguna aktif media sosial sejak 2010, blogger sejak 2012. Bertahan dan berkembang di era digital hingga saat ini.